Sahabat....
Hidup adalah putaran, menunggu
giliran waktu, malam siang adalah
cermin, mari kita renungkan...
Saat senja mulai menyapa, letih
tubuh menyergap raga, bahkan asa di jiwapun seolah punah. Dalam hati kita
berharap justru di waktu seperti ini hadirnya penerang, tongkat di tangan dan
sahabat yang mengawani perjalanan. Namun kenyataannya, kita dihadapkan dengan
gelap, awan yang memekat dan kesendirian yang sunyi. Kita mungkin menyangka,
menduga bahkan melempar sumpah
serapah. Segunung usaha dan kekuatan
dipatri pada langkah, sekencang halilintar mulut melantangkan suara, “Hai malam
pergilah!!” ia takkan bergeser, berhenti ataupun berganti, justru ia semakin
mengelam, hitam dan tak geming sesenpun dari tawaran kita.
Malam, Tuhan jadikan gelap,
membutakan mata kita dari segala warna.
Malam, Tuhan izinkan hati yang
bicara dalam sunyi, karena gemanya akan menembus bukit-bukit hati, memantul
pada jiwa dan lara asa yang memagut sedih.
Malam, Tuhan hanya inginkan kita
berduaan, taka ada lagi kawan, sanak, saudara atau sesiapa, yang ada hanya kita
dan Dia.
Demikianlah hidupmu saat MALAM
yang kuterjemahkan menderita, miskin dan sengsara....
Tuhan hanya inginkan buatmu sang
penikmat malam, Fajar yang Indah bersama
matahari yang selalu menyapa......
No comments:
Post a Comment