Wednesday, December 19, 2012

Menjamu Malam Menjemput Pagi



Sahabat....
Hidup adalah putaran, menunggu giliran waktu,  malam siang adalah cermin, mari kita renungkan...
Saat senja mulai menyapa, letih tubuh menyergap raga, bahkan asa di jiwapun seolah punah. Dalam hati kita berharap justru di waktu seperti ini hadirnya penerang, tongkat di tangan dan sahabat yang mengawani perjalanan. Namun kenyataannya, kita dihadapkan dengan gelap, awan yang memekat dan kesendirian yang sunyi. Kita mungkin menyangka, menduga bahkan  melempar sumpah serapah.  Segunung usaha dan kekuatan dipatri pada langkah, sekencang halilintar mulut melantangkan suara, “Hai malam pergilah!!” ia takkan bergeser, berhenti ataupun berganti, justru ia semakin mengelam, hitam dan tak geming sesenpun dari tawaran kita.
Malam, Tuhan jadikan gelap, membutakan mata kita dari segala warna.
Malam, Tuhan izinkan hati yang bicara dalam sunyi, karena gemanya akan menembus bukit-bukit hati, memantul pada jiwa dan lara asa yang memagut sedih.
Malam, Tuhan hanya inginkan kita berduaan, taka ada lagi kawan, sanak, saudara atau sesiapa, yang ada hanya kita dan Dia.
Demikianlah hidupmu saat MALAM yang kuterjemahkan menderita, miskin dan sengsara....
Tuhan hanya inginkan buatmu sang penikmat malam, Fajar  yang Indah bersama matahari yang selalu menyapa......
Hari ini engkau membenci datangnya malam, namun esok engkau merindukannya, setelah engkau tau tanpa malam takkan pernah ada pagi........;;;;;

No comments:

Post a Comment